Senin, 25 November 2013

Ini Klub Gay dan Waria di Jakarta Sejak 1980

JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Anto.

-Moonlight diskotek. Ini klub gay dan waria yang masih eksis berdiri sejak tahun 1980-an. Diskotek yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk ini hanya buka pada Rabu, Jumat dan Sabtu malam. Moonlight disingkat dengan Meli, nama ciri khas plesetan ala waria.

Meski bangunannya jauh dari kesan bagus, tapi kalangan gay atau waria ekspatriat kebanyakan suka ke sana. Mereka menyatakan, kalau mau mengunjungi Jakarta harus mampir ke Meli. Di sana sering diadakan kontes kecantikan untuk para waria, lomba mirip bintang, lomba catwalk, dan ada penari seksi pria. Di sana mereka berekspresi.

Namun, Moammar Emka, 39 tahun, penulis buku Jakarta Undercover yang dikenal dengan tulisan mengupas sisi seksualitas yang terjadi di masyarakat mengatakan, waria modern urban tidak akan datang ke klub Moonlight untuk melihat aksi para waria."Mereka di sana bertemu seperti keluarga. Waria ketemu gay tidak berantem," kata pria kelahiran Tuban, Jawa Timur, tersebut.

Emka yang beberapa kali dilibatkan dalam survei waria oleh organisasi Gaya Nusantara pimpinan Dede Oetomo mengatakan, “Waria di Indonesia unik. Yang berani melakukan operasi kelamin sedikit,” katanya kemarin.

Ia membandingkan waria di Indonesia dengan waria yang ada di Thailand, seperti di daerah Chiang May. Sejak belia, pria yang memiliki kecenderungan waria akan diberi suntikan hormon, “Jakunnya pun tidak ada,” kata Emka yang menyebut pembinaan waria di Thailand cukup baik.

Selain Moonlight, Emka menyebut klub Marimba, klub malam dan striptis juga banyak didatangi kalangan waria. Letaknya di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat.

Ada pula beberapa klub gay elite di kawasan Kuningan, yakni Apollo Bar yang disebut-sebut kerap didatangi kalangan gay dan waria. Juga ada klub New Heaven di kawasan Thamrin yang masuk dalam hitungan lokasi yang kerap dikunjungi kalangan gay, selain umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar